Sabtu, 06 Desember 2008

Keluarga Besar Teknik Mesin

Penat dan tegang, saat menempuh ujian Tengah Semester, membuat kepala ingin pecah. seminggu bergulat dengan catatan dan perhitungan, membuat keinginan mencari suasana pelepasan.



Sabtu pagi, 29 November 2008.
Pukul 08.00 Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Bangka Belitung, beriring dan bersama menyusuri jalan menuju pantai Matras, di Sungailiat. Bukan hanya Mahasiswa saja yang berkovoi, dosen dan keluarganya juga ikut dalam perjalanan tersebut.
Lokasi tempat rekreasi, memang bukan tempat yang mewah. Sebuah pantai dengan ombak dan pasir yang masih putih, merupakan lokasi yang tepat untuk sebuah perhelatan tahunan di Teknik Mesin.
Permainan yang mengundang tawa, disuguhkan dan, semua ikut berperan, nampaknya inilah waktu untuk melupakan penat. Mahasiswa dan dosen, berbaur menjadi satu, karena saat seperti ini, para mahasiswa dapat "curhat" tentang apa saja. Dari masalah mata kuliah, gosip tentang dosen si A, B... sampai keluh kesah dan kecewa dan ketidak puasan mereka akan perkuliahan.
Hal yang menarik, mereka merespon dan juga tidak sungkan untuk bertanya hal-hal di pengelolaan Pendidikan. Banyak masukan dalam hal ini, tentang pengelolaan Pendidikan. Baik dari ketidak tahuaan mereka, ataupun pemahaman dan presepsi yang berbeda.


Kebersamaan dan juga saling mengeratkan tali kekeluargaan ini, memberikan sebuah informasi, dan juga membuka wawasan, baik bagi para dosen, dan juga mahasiswa.

Pelayanan pendidikan yang selama ini "baik-baik" saja, tidak demikian dimata semua pihak. Namun hal ini menjadi jembatan yang sangat efektif. harapan dan juga evaluasi terjadi sangat konstruktif.

Terimakasih, Mahasiswa... Terimakasih Sahabat... Terimakasih Dosen...

Mari kita bangkit, beriring dan saling bergandeng tangan, perkuat barisan. Menuju cita-cita mulia. Demi masadepan, Bangsa, tanah dan air dan juga UBB.

Jumat, 05 Desember 2008

HIJAU DI KAMPUSKU


Sudah banyak penulis dan para pakar membahas tentang penghijauan dan juga penanaman lahan kosong, untuk tidak menjadi gersang. Hal ini akan menjadi suatu bahasan baik ilmiah, soasial, maupun politik. yang tiada habisnya di bumi ini.



Sudah banyak pula orang yang berjasa dan memberikan peran aktif dalam hal lingkungan terutama penghijauan. Penghargaan, sanjungan dan mungkin secara financial, telah di kucurkan untuk sebuah karya dan kepedulian akan keberlangsungan bumi dari ketandusan.


Namun karya dan usaha untuk menghijaukan bumi, bukan sebuah selogan, dan hanya tanam tanpa mendapat perawatan dan juga kesempatan hidup. Sering kita lihat dan saksikan ataupun bacara, seremoni penanaman lahan tandus dan gersang. Tapi tidak sering kita lihat hasil dari penanaman tersebut. Apakah semakin hijau? ataukah malah semakin tandus?


Kampus dan atau sekolah merupakan tempat dimana orang menimba ilmu. dan juga terjadi interaksi dalam trasver pengatahuan. Pengetahuan dan hasil didikan ini akan menjadi bekal dan dimasa yang akan datang.

Sederhana saja, pada saat kita di Taman Kanak-kanak, sering sekali kita diajari kebersihan dan memelihara tanaman, namun hal baik ini akan hanya ada disaat kita masih kanak,
Saat kita di pendidikan dasar, sudah mulai luntur akan pendidikan cinta akan alam, malah cenderung mulai mencoba merusak. Pada saat pendidikan menengah sudah jarang guru memberikan pengertian dan juga contoh untuk cinta akan alam. dan seterusnya.... hingga saat bekerja, malah mungkin hutan akan menjadi lahan uang.

Pendidikan dan juga bimbingan, bukan hanya diberikan pada saat kita masih kanak, namun sampai kita mati masih perlu pegangan dan bimbingan untuk mengarahkan kita pada kesejahteraan.

Dari kami, hijau, segar... dan akan indah.. bila saatnya semua sadar bahwa hijau, tumbuh, bukan datang dengan sendirinya, tetapi dengan kesabaran, ketekunan, komitmen dan kecintaan.




Jumat, 17 Oktober 2008

MCK


Penyak, 17-10-2008; 08:29
Sumber kehidupan, berapa lama lagi akan bertahan?
Bertemu dan beraktifitas dalam kegiatan yang sama, untuk berkehidupan masyarakat.
Berangsur, tempat ini semakin berganti. Seiring jalan yang melebar, seiring keruhnya air yang datang, dan jauhnya peradapan yang datang menghampiri.
Potret nyata dari kehidupan di tanah Pintu Sedulang.

Rabu, 08 Oktober 2008

CERDAS


Masih ingat dengan novel yang berjudul Laskar Pelangi? novel best seller yang ditulis oleh Andrea Hirata. sebuah kisah novel yang cukup menarik perhatian kita saat ini... bukan hanya cerita, tetapi juga banyak pesan yang dibawa... Apalagi saat diangkat dalam layar lebar disutradarai oleh Riri Riza, dan mendapat perhatian cukup banyak dari kaum muda.

Salah satunya adalah pendidikan di Indonesia. Potreet sebuah sekolah yang sederhana, jauh dari kemewahan dan Ukiran prestasi yang bergengsi, tapi pendidikan yang tercermin bukan hanya memberikan ilmu pengetahuan saja, melainkan sebuah perilaku dan etika, sehingga tumbuh sebuah kreatifitas yang bukan karena fasilitas.

Saat ini sebagian orang tua memimpikan investasi manusia pada pendidikan untuk masa depan anaknya. Biar jadi pengusaha, Dokter, atau semua yang secara sosial terpandang dan mempunyai harkat dan martabat secara financial.

Ada yang lebih mendasar di tawarkan dalam laskar pelangi ini, yaitu Budi pekerti.

Negara ini mungkin lupa, atau terpesona akan pendidikan metoda luar (barat), sehingga tidak diliriknya pendidikan yang telah di rintis pendahulu kita, Seperti Ki Hadjar Dewantara, Kyai Haji Ahmad Dahlan. Dalam karya mereka terbentuklah Taman Siswa, Muhammadiyah. Beliau-beliau ini telah mencoba merintis pendidikan yang mengajarkan akan budaya timur, sepert budi pekerti, etika, sopan santun pada anak bangsa negeri ini.

Saat ini tidak jarang kita temui siswa yang pandai, tetapi tidak punya tata krama dan etika, atau malah di tidak tahu sopan santun.

Meskipun hal ini bukan hanya tugas dari sekolah, untuk memberikan bekal bagi anak kita, tetapi juga peran keluarga diperlukan dalam hal ini. Waluapun saat ini jumlah keluarga yang menanamkan pendidikan Budi Pekerti sudah mulai "tidak sempat", sehingga melimpahkan semua ke sekolah. Sedangkan sekolah juga di tuntut tidak hanya mendidik dan mencerdaskan anak bangsa, tetapi juga untuk menjadikan sekolah sebagai sekolah favorit, yang diharapkan akan menunjang keberlangsungan dan kesejahteraan Sekolah.

Bila kita sedikit saja melirik pendidikan di Jepang, dimana pendidikan tidak hanya dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi juga tetap di berikan pendidikan budi pekerti dan pengetahuan budaya mereka. Sehingga mereka tetap mencintai dan juga mengerti asal mereka dengan budaya nenek moyangnya.

Pendidikan tidak hanya mengedepankan kecerdasan Intelektual tetapi juga Kecerdasan Moral, Spiritual dan Emosional.

Terkadang kita ataupun orang tua beragapan kecerdasan yang maksud adalah kemampuan anak dalam berhitung, mengahafal, meniru, pandai dalam membuat analisa yang dibuktikan pada prestasi di sekolah. Meskipun pemahaman ini tidak salah, namun juga kurang lengkap. Cerdas yang dimaksud adalah kemampuan anak dalam mengorganisir dengan baik aspek Intelektual, Emosional, Moral dan Spiritual.

Kecerdasan Intelektual, merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk melakukan perhitungan matematis, menganalisa, mengingat, dan beragumen. Sehingga pada umumnya, sang anak akan berhasil menemukan dan mengengembangkan ilmu pengetahuan dengan baik.

Kecerdasan Emosional, merupakan kemampuan seseorang untuk mengelola dan memanfaatkan perasaan dengan baik. Seperti memahami orang lain, kemandirian, kerjasama, menyesuaikan diri dan berpikir positif. Tentunya hal ini dipengaruhi juga oleh kepribadian yang sehat.

Kecerdasan Moral, merupakan kemampuan seseorang yang peka dan mampu menentukan baik dan buruk. Seperti kejujuran, kerelaan menolong, kesetiakawanan, kepedulianan, kesederhanaan dan adil.

Kecerdasan Spiritual, merupakan kemampuan seseorang untuk dapat mengembangkan nilai-nilai yang mulya, seperti: kasih, kebenaran, ketaquan, ketaatan, pelayanan, pengabdian dan pengorbanan. Jadi kecerdasan Spiritual bukan saja ketaatan dalam menjalankan hukum-hukum agama, tetapi juga nilai dan sikap hidup dalam agama yang tulus dan mulia.

Jadi pendidikan untuk anak bangsa ini, bukan hanya dikarenakan oleh Sekolah saja, tetapi peran orang tua, keluarga, masyarakat dan Negara. Cerdas yang bagaimana yang akan kita bekali kepada generasi akan datang, akan juga menentukan nasib keluarga, dan juga negara.

Anak Anda bukanlah anak Anda, Mereka adalah anak-anak kehidupan yang merindukan diri sendiri. Meskipun mereka datang melalui Anda, dan meskipun mereka bersama anda, mereka bukan milik anda.

Anda mungkin memberikan cinta, namun tidak pikiran anda, karena mereka memiliki pikiran sendiri.

Tubuh mereka mungkin ada dirumah anda, namun tidak jiwa mereka, karena jiwa mereka tinggal dalam rumah masa depan, yang tidak dapat anda kunjungi, bahkan tidak dalam mimpi anda.

Anda boleh berusaha menjadi seperti mereka, namun jangan membuat mereka seperti anda.

Anda adalah busur dari anak-anak anda, ditembakkan sebagai anak panah yang hidup.

Relakan diri anda melengkung di tangan pemanah demi kegembiraan.

Kahlil Gibran, Sang Nabi

Hari Pahlawan

Negara yang besar adalah Negara menghargai jasa-jasa Pahlawannya” (Ir.sukarno) Negara besar tidak akan lupa dan memiliki pahlawan-pahlawan yang gagah dan berani, yang telah memberikan sesuatu dimana menjadi tauladan bagi generasi selanjutnya.
Hal ini bila di ulas sedikit tentang kata Pahlawan dapat berarti:

Pahlawan itu = Pahala-wan.
Pahlawan itu = Hero
Pahlawan itu = Inspirator
Pahlawan itu = Tulus
Pahlawan itu = Ikhlas
Pahlawan itu = Pencerahan
Pahlawan itu = membuat lebih baik
Pahlawan itu = punya hati nurani bersih
Pahlawan itu = bukan penghianat
Pahlawan itu = bukan oportunis
Pahlawan itu = punya integritas

Apakah Negara Indonesia mempunyai Pahlawan?
Banyak dan teramat banyak untuk disebutkan
,

Berdasarkan nama-nama Pahlawan Indonesia dikelompokan berdasarkan masa Perjuangan Indonesia. pada saat saya mendapat pelajaran Sejarah Nasional Indonesia, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) mata pelajaran di SD dan SMP yang di cetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Pembangunan IV (1983-1985), kurang lebih sebagai berikut:

Pahlawan Nasional, orang yang telah berjuang dan berjasa dalam perlawanan terhadap penjajahan di pelosok Nusantara atau masa pergerakan. Seperti Pangeran Diponogoro, Teuku Umar, Cut Nyak Din, Budi Utomo dan lainnya. Gelar Pahlawan Nasional Indonesia diberikan kepada mereka yang berjasa kepada Negara Republik Indonesia dan mereka yang berjuang dalam proses untuk kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Hingga 10 November 2006, telah ada 138 tokoh yang ditetapkan Pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional Indonesia

Pahlawan Kemerdekaan, mereka yang telah burjuang dan gugur dalam pempertahankan Kemerdekaan Indonesia.

Pahlawan Revolusi, mereka yang gugur dalam revolusi nasional pada tragedi 30 September 1965. Tentu kita masih ingat Tentang G.30.S.PKI. yang menurut beberapa literature yang saat ini berkembang pada masa reformasi ini, merupakan sebuah kudeta yang AD terhadap pemerintahan Sukarno.

Apakah pahlawan - pahlawan tersebut saat ini masih kita kenang? atau hanya merupakan sebuah catatan saja?

Pemerintah Indonesia telah menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan. Tanggal ini merupakan peringatan terhadapa peperangan yang terjadi di Surabaya (1945). Tentu ini merupakan refleksi diri kita sebagai penerus mereka, bukan hanya untuk mengenang jasa pahlawan, tetapi untuk kita mengerti apa arti karya dan jasa para Pejuang, dan kewajiban kita terhadap karya mereka untuk negara ini.

Mereka juga manusia, tidak lebih luput dari kurang dan lebih sebagai seorang Pejuang, Sebagai Ayah, Sebagai Suami/istri dan sebagai warga negara yang peduli bangsa ini. haruskah kita melihat kekurangan mereka?

Terkadang miris rasanya, bila kita melupakan mereka, melupakan semua yang telah mereka perjuangkan, dimana saat ini kita tanpa sadar telah menikmatinya. Meski kita hanya dapat membaca dan mendengar perjuangan dan yang mereka perjuangkan.
Apakah mereka minta untuk di hargai? minta untuk di elukan? atau minta fasilitas, karena telah berjasa?

Mereka telah berkarya tanpa pamrih, tulus, untuk kebaikan tanpa tahu besar dan kecilnya manfaat bagi kita saat ini, mereka telah memberikan yang terbaik untuk kita saat ini. Karya mereka telah kita nikmati, dan mereka tidak pernah tahu begitu besar karya mereka bagi kita saat ini.

Akan tetapi kepahlawanan tidak hanya berhenti di sana. Pada masa saat ini pun kita dituntut untuk menjadi pahlawan.

Bukankah arti pahlawan itu adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya saja dalam membela kebenaran?
Bukankah makna pahlawan itu adalah pejuang gagah berani?
Bukankah makna kepahlawanan tak lain adalah keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan kekesatriaan?

Mereka hanya melaksanakan KEWAJIBAN tanpa Menuntut HAK.

Kewajiban Sebagai Seorang Ayah/ibu, Orang Tua, Anak, Warga Negara.

Apakah mereka menuntut HAK Azazi mereka?
Bagaimana Kewajiban Azazi Mereka?

Mari kita renungkan Jasa Pahlawan,
jadilah kita sebagai penerus yang mencintai dan menjujung tinggi karya Pahlawan (orang lain) serta saling hormat menghormati dintara kita dan pendahulu kita.

Mereka juga manusia yang tentu tak luput dari salah dan lalai. tetapi mereka telah memberikan kita panutan, contoh dan semangat.

Rabu, 24 September 2008

MUDIK




Tahun berganti tahun, dan kata "Mudik" selalu terucap disegala penjuru Nusantara tercinta.

Mudik adalah kegiatan perantau untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa, Mudik boleh dikatakan sebuah tradisi yang mutlak harus dilaksanakan. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia)
Segala makna tentang "Mudik" memberikan warna sebagai alasan untuk menghantarkan kita kembali ke asal kita. Budaya ini mungkin hanya milik Bangsa Indonesia, dan merupakan budaya yang tersisa dari sekian banyak budaya bangsa ini yang diwariskan oleh pendahulu kita. Lalu kemana budaya kita yang lain? seperti gotong royong? bahu membahu? tepo seliro?

Bertemu sanak saudara, berbagi cerita dan menyambung silaturahmi, bertemu sanak famili terutama dengan mereka yang sekian lama tidak berjumpa.


Hari dan bulan baik, untuk menjalin kembali lembar hidup yang baru dan akan dimulai kembali setelah hati dan jiwa kita dibersihkan.. dengan menguji diri akan nafsu. Apakah ini kemenangan?

Disisi lain fenomena ini membuat sebagian orang memaknai lain, sebulan menahan nafsu, namun di hari kemenangan membuat kita justru tidak dapat mengotrol nafsu tersebut. dimana sebagian masyarakat Pulang Mudik hanya ingin menunjukkan kehebatan dan keberhasilan kepada orang lain dikampung halaman, atau juga ingin duhargai dengan membeli semua bahan makanan dan pernik pernik "Pesta" yang mungkin bukan untuk menyambut kemenangan malainkan agar tidak terlihat lebih dari yang lain. Tidak heran sebagian masyarakat memaksakan diri, untuk berhutang, ataupun menjual miliknya agar dapat di bawa pulang ke pulang dan di tunjukkan bahwa dirinya berhasil.
Mungkin orang tua kita, sanak famili di kampung halaman akan bangga, senang karena keberhasilan keluarganya yang pulang apakah ini yang menjadi hakekat satu bulan ini??
Sisi lain, di kota besar seperti Jakarta, akan lumpuh, dimana semua hiruk pikuk ibukota menjadi senyap.. tinggal beberapa orang yang mungkin secara sadar akan dirinya, tidak mampu untuk menghadirkan senyum kebahagian pada famili di kampung halamannya, atau mereka yang memang tidak lagi memiliki kampung halaman. Bagaimana dengan Kampung halaman yang jelas akan penuh sesak oleh kedatangan penduduk "Asli"nya?? Apa saja yang akan mengubah warna kehidupan yang sebelumnya "ndeso" menjadi metropolis? apa yang akan tersisa dari kehidupan dan pola hidup "ndeso" ? atau semua akan terus terkikis dan akhirnya habis?

Semua tidak dapat kita pungkiri, terjadi dengan sendiri, tanpa ada penangkal dan tautan pegangan..

Semoga ini disadari bukan untuk dihindari, namun tetaplah menjadi jati diri.

Selamat mudik ya… Hati-hati… Mohon maaf lahir batin dan selamat lebaran !

Rabu, 10 September 2008

Kemampuan Merawat



Rawat sebuah kata kerja yang mempunyai makna bermacam-macam.

Namun dalam hal Perawatan (Maintenance) merupakan sebuah kegiatan yang secara sederhana di gerakkan karena sebuah kecintaan.


Secara tak sadar kegiatan ini berlangsung terus pada kehidupan kita sehari-hari, misalnya saja pada saat kita memiliki sebuah laptop, rasanya akan sangat sayang bila laptop tersebut, tergores, kusam ataupun sampai jatuh dan rusak. tentu alasannya akan banyak, karena mahal, atau karena belum optimal digunakan, atau juga belum dapat mengembalikan uang yang dikeluarkan pada saat membeli laptop tersebut.


Bila kita bicara secara umum di Industri ataupun dalam tatanan managemen, perawatan (Maintenance) merupakan hal yang menjadi faktor penentu dari suatu harga/nilai sebuah produk.


Memang tanpa sadar, kita akan mengeluarkan biaya yang cukup banyak bila kita melakukan perawatan sangat ketat. atau karena kecintaan maka dengan tidak sungkan kita mengeluarkan kocek di kantung untuk biaya perawatan. Apalagi hal ini lumrah terjadi pada wanita. kesalon untuk perawatan, rambut, wajah, kulit, dan bahakan mungkin tubuh secara keseluruhan. apa tujuannya? untuk terlihat tetap menarik.


Pada seorang pengemar burung perkutut, misalnya. dengan tidak henti-hentinya dia memandikan dan membersihak sang burung, dan kandangnya. memperhatikan makanannya, dan bahkan mungkin lingkungan disekitarnya. untuk apa? jelas agar suara sang burung semakin bagus, dan menarik. yang nantinya akan menjadi sebuah kebanggaan dan menjadi pusat perhatian orang.


Dari dua kata sederhana TETAP dan MENJADI, bila kita kembangkan dalam tataran pengelolaan sebuah birokrasi, tentu akan memberikan dampak yang positif, bila memang akan menjaga (TETAP) hal-hal baik untuk kemudian di kembangkan dan terus berubah untuk meningkatkan kinerja dari sebuah pencapaian.


Namun juga dapat menjadi negatif apabila yang kita jaga merupakan hal-hal buruk, mungkin akan berkembang menjadi lebih buruk contohnya Koropsi (dalam banyak hal, koropsi waktu, uang, informasi dsb)


Bisa kita sedikit berandai-andai, bila seluruh keluarga selalu mengambil peran untuk menjaga (tetap) dan bermimpi untuk menjadikan isi atau perabot rumah menjadi tetap cantik, tanpa harus menghilangkan kegunaan utamanya. maka akan mengdapatkan sebuah keuntungan, salah satunya adalah hemat.

Senin, 08 September 2008

Semangat Tidak Menyerah


1 September 2008

Sebuah sms yang sangat memalukan dari seorang Pejabat:

"Pak ini calon Mahasiswa DLuntuk Managemen pagi, sedangkan
BA Managemen sore"

singkat memang, cuma karena HPku ketinggalan di rumah, jadi tidak ku jawab.


pada pukul 17.00 wib, kurang lebih "Pejabat " tersebut datang ke ruanganku, "cemane, ku sms ngak dibales...??",

kujawab saja "maaf pak, soalnya HP saya ketinggal di rumah."


Dan dia sebutkan dua nama tersebut, untuk di terima sebagai mahasiswa baru, setelah di cek di layar monitorku...

Hanya nama BA yang ada, sedangkan atas nama DL tidak ada.

"loh kok ngak ada pak? belum daftar ya??"

"belum" jawabnya singkat tanpa berdosa

"tapi dia mau masuk pagi," katanya kepadku yang pasti bingung...

tak lama kemudian "Pejabat" menekan nomor telpon, untuk menghubungi seseorang di seberang sana,

Katanya" kalau di pagi ngak bisa, sore mau ngak?"

Setelah menutup telponnya kucoba mengingatkan:

"Seperti kesepakatan kita pak, setelah rapat tadi, semua yang masuk harus test. saya hanya terima kaluu sudah dilaksanakan test."

"oke besok biar pak N.... yang akan test di tempat saya" sambil berkata begitu dia pulang.


waduh.. ini pejabat aneh... mau masukin mahasiswa tapi tanpa test... mau kemana PT ini kalau begini??


2 September 2008 pukul 8.10wib


Pejabat menelpon via HPku, menanyakan atas nama SS, yang katanya tidak lolos dalam pengumuman yang sudah di publikasikan lewat harian kompas. dan minta kepadaku untuk mendapat penjelasan. ku buka file dan kutemukan yang bersangkutan memang secara prinsip tidak diterima, lantaran nilai sama pilihannya tidak sesuai.

Tapi dia bilang bisa ngak? soalnya orang tuanya SS sedang mengahadap sang PEJABAT.

Memang bukan kapasitas Beliau menanyakan, lagian PS yang dipilihpun di luar dari wewenangnya.


3 September 2008 pukul 15.10wib


Telpoku berbunyi, dan ku angkat, rupanya Ka.PS P menanyakan ada kabar katanya calon Mahasiswa yang milih PSnya ngak lulus. kujelaskan saja sesuai dengan hasil keputusan rapat. Tapi yang bersangkutan malah merekomendasikan untuk diluluskan saja.


ini pasti dari informasi sang Pejabat tadi deh... heran kenceng bener dia masukin orang??


6 September 2008 pukul 13.45


sebuah sms dari staff ku saat ku berada di jalan menjemput tamu:


"pak, td Pak S blg ke D cln mhsswa a.n SS & BA mohon dtrima regstrasinya,
ktnya dah brs dpk M, tapi dcek P A, mhsswa ybs ga ikt tes. jadi gmn Pak?"

lho gimana ini sang pejabat ini, masih aja ngotot, mau masukin...malah menekan staffku


ku telpon sang pejabat.

" pak, ybs sudah test belum? kok hasilnya belum ada?" tanyaku saat telpon diangkat oleh sang pejabat.

"oya nanti saya tanya pak N" dan ditusnya sambungan telpon tersebut.


Gimana ini, bilang ke staffku sudah bisa diterima, dengan alasan sudah bilang ke bos ku. tapi bos ku pun belum kasih diskrip tentang hal ini.


ngak lama sms dari staffku, mengabarkan staffku merasa di ancam oleh sang pejabat, dan akan membalik meja di ruangan. Jelas staffku ketakutan.

saat kutepon staffku perihal ancaman dari sang PEJABAT tersebut, staffkupun bercerita, runtut awalnya. Setelah mendengar ceritanya ku coba sms sang pejabat, untuk mengingatkan lagi. dan jawabnya:

"Yg atas nama SS sudah tes"

bukannya yang atas nama tsb yang kumaksud, karena nama SS memang sudah di tolak di rapat pikirku.


pukul 15 .57 (hari yang sama)


Sang pejabat menelponku.


" piye iki? kok ngak diterima si SS?"

ku jelaskan kami ngak punya alasan untuk menerima ybs, pak. mau pake apa nirimanya?

Sedangkan yang bersangkutan tidak menghadap kami, sehingga kami tidak ada alasan untuk mengusulkan secara resmi. Kami tidak ada pertimbangan untuk diputuskan. ya,bagaimana kami akan memutuskan?


dengan nada marah, Pejabat tersebut membalas penjelasanku."


"Iyalah mentang-mentang aku anak daerah, awas nanti
ku bongkar semuanya..."

pikirku, apa yang mau di bongkar? bukan sebaliknya? Sikap memaksakan kehendak tanpa prosedur? Sudah terbayang olehku, pertemuanku dan hubungan baik kami pasti akan hilang apalagi besok pada saat senin aku mempunyai acara dan kehadiran sang PEJABAT tidak mungkin tidak hadir. pasti dia akan buang muka bila berhadapan dengan ku.


8 September 2008.


Benar yang ku bayangkan, semua persis apa yang sudah aku perkirakan, sang pejabat, tidak mau melihatku, salam yang aku sodorkan diterima dengan mengacuhkan.


sorenya saat ku ke ruanganku, kulihat sebuah fax dari Ka.PS.P, kuterima lengkap dengan diskripnya.


sempat bingung aku di buatnya, lantara tadi pagi saat ku bertemu dengan Pejabat yang berwenang, menanyakan hal yang sama. dan beliau sudah jawabanya menolak, dengan alasan sesuai hasil keputusan keputusan, tapi kenapa Ka.PSnya bikin surat dan di FAX ini?


Sebuah pelajaran baru bagiku, perjuangan tanpa menyerah dan menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan sudah dilakukan, dan hasilnya... cukup memuaskan.


Bagaimana dengan tetek bengek yang disebut dengan beradap.

inikah yang akan kita maknai dengan Beradap?

inikah buah yang kita tunggu dari visi,misi luhur kita?


ataukah hanya selokan dan bukan kata penting dalam kerja kita?dimana visi dan misi yang di proklamirkan akan mengarakan kita menjadi yang beradap?

mungkin ini sebagian kecil kejadian di lingkungan kita, dimana kekuasaan dan kepentingan pribadi lebih unggul dibandinglkan cita-cita luhur... beginikah anak negeri ini dididik?

ataukah kita yang terlahir disaat yang salah?

Perjuangan dan terus berjuang, sampai semua cita-cita ini tercapai.

Minggu, 07 September 2008

Penerimaan Mahasiswa Baru


Berduyun untuk test ujian masuk... Serius apa was-was ya???
masih ada ngak yang main belakang...??
masih ada ngak yang pake nama "Besar"??
atau
masih ada ngak ya yang memaksakan karena "KEKUASAAN", "KERABATAN"?

Kamis, 04 September 2008

100 hari Angela Priska Purnamaputri

Hari ini, tepat 100 hari engkau meninggalkan kami, Anggela. Maafkan Pi, tidak bisa hadir di pusaranmu saat ini. Doa pi, untukmu selalu pi haturkan di setiap saat.

Angela, tadi siang temen pi, sempet tanya tentang dirimu, karena purtinya hampir sama dengan Adhe Angela kasusnya, pembuluh di jantungnya juga ada masalah, hanya putri temen pi, pembuluhnya bercabang, kabarnya kan dipotong, belum saat ini sih, nunggu kondisinya. Oya dokter yang menangani putri temen pi, yaitu Dr. Ganesa, Angela masih ingat kan???


Setiap pagi saat Dedek Anggela, bangun Dr. Ganesa sudah datang memeriksa semua temen-temen Angela di IW dulu... dan selalu ada yang kena marah olehnya terutama doter-dokter muda... terus Dedek Angel coba liat dengan mengangkat kepalamu... mau tahu siapa yang hari itu kena marah... ya kan???

Adhe Angela, pi Selalu kangen terhadap dirimu, pi dan mamimu, selalu saja ingat akan dirimu, baik senyummu, tangismu semuanya yang selalu menghiasi pikiran pi. Pi sudah buat sebuah album foto isinya gabungan semua tentang dirimu dari Adhe Angela lahir, sampai saatnya kau pergi ke tempat yang lebih damai, di sisiNya... Semua rekaman Adhe Angela selalu pi lihat di monitor komputer pi, atau kadang di vcd yang pi buat... rasanya belum lama kau hadir dan mengisi semua hidup pi dan mamimu. Pi tidak menyesal kau hadir hanya 11 belas bulan dengan kami, pi sadar bahwa kehadiran mu telah membawa sebuah harapan yang baru... Mungkin pi terlalu egois ya??? setiap ada saatnya pi bersamamu di Bekasi, pi tidak mau lepaskan dirimu jauh dari pi, disaat tidurpun pi selalu sentuh kaki ataupun tanganmu..

Sayangku, permata ku.. nikmati lah hidupmu yang lebih damai di SisiNya, dimana semua sakit dan kepedihan mu selama bersama kami, sudah tidak lagi kau rasakan. Pi dan Mi masih harus teruskan perjalanan hidup ini, dan kami selalu merasakan kehadiranmu di antara kami.. Tunggulah kami, Putriku kita akan berkumpul bersama dan di RumahNya

Anakku, buah hatiku, maafkan kami yang tidak dapat melepas sakit dan kepedihanmu selama ini. Datang dan kuatkan kami, bila kami merindukan sangat akan dirimu.

pi&mi&oma


Sejenak melihat alam BALon Ijuk

disiang yang cukup terik awal perjalanan kami, (Tomi Sinaga, Wahyu Adi, Wahyu Syahputra, Edi Antonio, Mery Jumadi, Riwan Kusmiadi, Nadir) berbekal sedikit makanan kecil team "kecil" melintasi alam di area Kampus Balun Ijuk.
Jalan ini yang akan menjadi race di lintas alam Balun Ijuk


Beberapa tanaman yang menjadi tugas kita untuk menjaganya,



Rabu, 03 September 2008

Kesan Pertama di Pulau Wanka

1995
Rasanya tidak lama lagi kami akan tinggalkan pulau timah ini, detik-detik akhir sebelum lepas landas dari Bandara Dipati Amir Pangkalpinang, dimana hujan masih saja turun, seolah menangis kami yang akan berangkat... atau terlalu banyak salah yang kami buat selama 11 bulan ini??
Tergambar jelas saat kami mendarat dan tiba di pulau timah ini, di bandara ini kami merasa bimbang, namun saat ini kami pun malas untuk melepaskan semua cerita yang terukir di sanubari kami, untuk semua cerita suka dan duka di tanah timah dan sahang yang jadi favorit ini.

Setelah ini, kami pun harus berjuang untuk nasip kami di meja belajar, di bengkel mekanik, dan bertemu semua instruktur berjaslab hijau, untuk mendapatkan sebuah gelar Ahli Madya. Sebal rasanya, namun inilah jalan yang memang harus di lalui.

Alunan lagu Negeri diawan milik Katon KLA Project, membuat kami mengidamkan sebuah pengharapan, dan kedamaian, teringat juga lagu ini yang temani kami selama 11 bulan punama di Pemali.
Disaat impian kami terhempas akan keindahan duniawi, Negeri di Awan ini yang memberikan harapan dan semagat untuk bangkit menyusun Scedule program DIII Politeknik Manufaktur Timah, menyusun dan me-layout bengkel, inventarisasi peralatan dan mentrasver semua yang kami miliki kepada putra-putri terbaik di Bangka yang haus akan masa depan yang lebih baik. tak terasa bahu membahu kami dengan mereka, begitu memberikan warna dan torehan mendalam dalam hati kami.
Sebuah gedung bekas gudang yang di ubah menjadi bengkel praktik, dimana semua peralatan yang di janjikan untuk praktik mekanik yang hingga saat itu belum juga datang, membuat semuanya harus menyusun rencana B, dan saat semua peralatan yang super mewah dan lengkap datang, dan tidak tanggung-tanggung jumlahnya, membuat waktu berjalan sangat cepat rasanya, atau 24 jam kurang untuk menyusun dan men-setup peralatan tersebut.
Hanya ini yang membuat kami betah, semangat dan yang pasti kami semua merasa hidup. ini kerjaan kami, ini dunia kami. Lelah, kantuk dan kadang lapar pun kami lupakan. Hanya sebuah mimpi di titik perjuangan sudah kami temukan.
Seratus empat puluh empat mahasiswa-mahasiswi yang membantu kami, mendukung kami untuk mimpi kami mempersiapkan titik perjuangan ini. Titik awal sedang kami siapkan, siap untuk di lanjutkan titik, demi titik. 11 bulan purnama dengan 11 orang memulai titik ke titik yang di tetapkan.
Titik-titik itu mungkin baru beberapa milimeter berbentuk garis panjangnya. Bukan untuk dijadikan sebuah kebanggaan, namun bagi kami titik itu sebuah garis tegas dan sebuah karya sederhana dari tangan-tangan muda anak Indonesia.
Bila diukur garis kami ini mungkin tidak sepanjang garis pantai Rebo, Pantai tikus, Pantai Tanjung Pesona, pantai teluk uber, Pantai Batu Berdaun, Pantai Tenggiri, Pantai Matras, ataupun sampai pantai Romodong.
Bila dibandingkan, karya kami ini tidak setinggi Gunung Maras, Gunung Mangkol, ataupun Mercusuar di Muntok.
Hasil kami pun tidak lebih dari harga Sahang, ataupun harga Siput gonggong. apalagi seharga timah...
Kami hanya memberi yang kami bisa, dan Bisa karena terbiasa.. tidak ada yang bodoh, tidak ada yang tidak mampu. namun kami tawarkan kemauan dan kesempatan.. selanjutnya mereka yang membiasakan...
Hingga kami masuk dalam badan pesawat, hujan belum juga berhenti, petir terdengar bagai marah kepada kami yang akan pergi, Mungkin kesempatan kami hanya sampai disini, namun hati kami telah terpaut oleh indahnya pesona Bangka, pesona semua kedamaian dan kultur yang sederhana. Riak gelombang, putihnya pasir pantai, sendau gurau miak dan bujang.
Tanahmu, Negeri Sepintu Sedulang, mempunyai pesona dalam kehidupan.

Selasa, 26 Agustus 2008

Kesan Pertama di pulau Wanka


Juni 1994
Sembilan mahasiswa Politeknik Manufaktur Bandung-ITB (PMS= Politeknik Mekanik Swiss) dengan dua pembimbing (Instruktur) berangkat dari Bandara Sukarno Hatta, Cengkareng dengan pesawat Merpati. Peenuh canda dan angan yang terbayang, pantai, mancing, dan putihnya pasir yang terhampar disisi ombak.


Saat boarding pun tiba, dan sebelas utusan ITB (Institut Teknologi Bandung) menuju pesawat foker 100, yang akan menerbangkan mereka menuju pulau impian. Kenyamanan dan keramahan pelayanan diterima dari crew Merpati airlines.


Hingga pada menit ke 45 setelah take off, nampak dari jendela pesawat, sebuah pulau yang cokelat, gersang dan berlubang bak bekas cacar air, yang sudah mulai membekas. Nampak tepat berada dibawah kaki mereka. Hampir semua utusan tersebut mempertanyakan mimpi indahnya dan mulai dengan mimpi baru di tentang belantara papua.

Rasa takut, dan enggan untuk keluar dari pesawat, dan melanjutkan ke Palembang merupakan pilihan tepat rasanya. Namun dengan senyum dan ajakan merayu sang Pramugari lah yang meluluhkan hati mereka untuk mengijnakkan kaki di tanag Pintu sedulang.

Tidak hanya disitu, jemputan dan sambutan dari staff PT. Timah tbk membuat hati mereka tergoda, apalagi sebah VW Combi brazil yang di tawarkan untuk mereka tumpangi menuju titik perjuangan.

Roda bergulir dengan pasti dan tenangnya, melindas aspal hitam yang pasti panas saat itu. menuju sebuah kota yang tadi sempat tersembunyi di balik awan. Sebuah asa mulai tumbuh saat melihat beberapa boad Bank terkemuka saat itu, ketaknya di pinggir jalan utama. Keramaian kota siang itu membuat utusan tersebut sedikit lega. dan berharap inilah titik perjuangan mereka. Namun apadaya, roda bulat di kaki VW combi belum juga menandakan akan berhenti. Hingga keluar dari keramaian kota (Selindung) dang melewati deretan pohon bakau yang sangat rimbun. terus dan terus, tiada lagi diantara mereka yang mencoba memulai sebuah kata, untuk memulai sebuah mimpi indahnya, hanya Bapak sopir yang sering menjelaskan nama tempat yang dilalui, semuannya tidak menggerakkan hati mereka untuk menanggapi.

Sebuah Gerbang sederhana yang berada di tengah jalan dengan dua arah, dan bertulikan "Selamat Datang di Sungailiat" membuat utusan ini agak bernapas lega. " Mungkin ini titik perjuangan itu?", apalagi dengan tanpa sengaja melihat sebuah lapangan basket dengan papan terbuat dari fiber transparan. " rupanya kota ini cukup maju" pikir mereka memulai senyuman.

Sebuah perempatan dengan patung ikan yang berdiri tegak, dan nampak begitu megah, walau jauh dari sumber hidup,air. memcah arah perjalanan menuju perbukitan (bukit betung) dengan pemandangan cukup menawan (rumah masa depan) yang nampak tenang dan damai. rupanya harapan untuk berapa di kota tersebutpun harus lenyap, karena mereka sadar mereka hanya dilalui saja.

Kembali nampak semak kering, di sisi jalan dan lebar jalan yang relatif sempit untuk ukuran jalan raya. Sesekali nampak siswa-siswi SMP, SMA mengayuh sepedah dengan penuh ceria, entah mereka senang akan ke sekolah atauhkan senang telah lepas dari kungkungan pelajaran dan terbanyang makan siang mereka.

Sebuah papan nama yang membuat utusan ini tertarik untuk berkomentar "PEMALI", dan lebih mengejutkan lagi, saat kendaraan yang mereka tumpangi berbelok dijalan tanah dan berdebu, serta merta debu merah yang berhamburan setelah dilewati.

Tercekam, mungkin..? namun tidak ada kata yang dapat diungkapkan melihat mimpi mereka berlahan dan pasti akan pudar. hingga sebuah komplek bangunan yang tertata rapi dan berkesan terawat dan bersih nampak di depan mata. bergaya kuno namun anggun. Berpengalaman sebelumnya, tidak ada sebuah harapan untuk tempat ini. namun cukup menarik dan menggoda. hamparan rumput hijau dan halaman luas yang menyatukan rumah yang satu dengan yang lainnya, tanpa sebuah pagar sebagai pemisahnya. nampak begitu rukun dan damai tempatnya. hingga sebuah bangunan yang tinggi dan megah yang berada di dataran tinggi. Kendaraan mereka berhenti, dan beberapa orang yang beseragam putih biru berdiri berbaris seperti pagar menyambut kedatangan mereka.

Unik dan anggun, bangunan yang berdiri di atas batu-batu besar, dengan 50 anak tangga yang cukup menghantarkan kaki menuju selasar rumah. suara burung prenjak, dan murai batu menyambut mereka. Hamparan makanan lesat tersedia dan sangat mengundang selera untuk di santap. namun diantara mereka tidak ada yang berminat untuk memulai.

Setelah sedikit berbasa basi dan perkenalan dengan barisan penyambut mereka, dengan ramah mereka mnunjukkan kamar masing-masing. Sederhana, namun nyaman, dengan AC disetiap kamar dan kamar mandi sendiri, membuat nyaman rasanya.

Kiranya disebuah hutan belantara masih ada oasis yang mungkin tidak semua orang akan temui. Jelas inilah titik perjuangan itu. Pemberhentian terakhir di sebuah perjalanan. namun awal dan titik tolak sebuah mimpi indah akan dimulai.

Banggalah wahai rakyat Bangka, sebentar lagi sebuah pilar akan berdiri kokoh dan tinggi. Semua bukan untuk kami yang datang, tapi untuk kalian yang mau maju.

Jumat, 22 Agustus 2008

Sahabat

seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.


Dan dia menjawab:"Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian."


Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu. Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu. Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu. Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..

Karena dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.
Khalil Gibran

Kamis, 21 Agustus 2008

Lubang Camui di Tambang Timah



Penambangan rakyat di pulau Bangka merupakan suatu kegiatan masyarakat dalam mengais kekayaan alam yang ada, untuk keperluan dan menyambung hidup. Hal ini sudah menjadi tradisi rakyat sejak dahulua.

Penambangan timah rakyat di Bangka sering disebut tambang inkonvensional (TI). Eksplorasi logam putih keperakan ini, bahkan semakin banyak merambah wilayah daerah aliran sungai, tepian pantai sampai ke kawasan permukiman.

Selama ini, pemerintah daerah sering kali merasa kesulitan jika berhadapan dengan masyarakat. masyarakat beralasan, usaha tambang itu hanya untuk memenuhi kebutuhan perut. Mungkin ada benarnya, Alasan ekonomi patut dipertimbangkan, tetapi tidak bisa terus-menerus ditoleransi. Hal ini dikarenakan banyak pengusaha tambang bermodal besar yang berlindung dengan memanfaatkan rakyat. Para pemodal yang kebanyakan berasal dari luar Bangka itu berlindung bahwa tambang yang mereka usahakan adalah tambang rakyat.

Dampak pengelola dan rakyat ini, yang terus menerus berlarut tanpa ada suatu kesepakatan menimbulkan dampak yang cukup luas, antaralain:
Kerusakan Lingkungan, hal ini memang berdapak sangat jelas, dimana penambang, yang mengats namakan "Rakyat" akan merasakan berat untuk melakukan reklamasi daerah yang telah di eksploitasi. baik karena biaya dan pengetahuan yang tidak mencukupi.
Angka siswa yang putus sekolah meningkat, hal ini di mulai sejak pemerintah daerah mengizinkan penambangan oleh rakyat secara legal (1998). dimana hampir semua keluarga, mengerahkan kemampuan untuk mengelola lahan dan mengeksploitasi timah. Dipacu dengan harga jual timah mengiurkan, dan bahkan melebihi harga jual Lada putih (sahang). Tidak mengherankan banyak anak-anak SD, SMP meninggalkan bangku sekolah untuk ikut mengais butiran timah di antara butiran pasir, dan lumpur. Lantaran jumlah sekolah kehilangan muridnya, tak mengherankan juga bila sang guru, mencari siswanya di penambangan. Namun bukan untuk mengajak kembali ke kelas... namun ikut bergabung untuk ikut serta mengais timah. Dampaknya memang sangat terasa dalam hal pendapatan keluarga, dan bahkan seperti mendapat durian runtuh. Namun demikian hal ini tidaklah lama bertahan, pada 2-3 tahun setelah penambangan di legalkan untuk rakyat, kondisi ini semakin lama-semakin menjadi penyebab terjadinya jumlah kejahatan meningkat.
Meningkatnya angka kejahatan, bukan saja karena ekonomi saja, atau jumlah pengagguran akibat kehilangan pekerjaan, namun juga disebabkan masuknya masyarakat luar dari Bangka Belitung yang juga ingin menikmati rezeki ini. Baik dalam penjualan Narkoba, ataupun tempat-tempat hiburan, yang cenderung membawa dampak perkelahian dan juga pembunuhan.
Jumlah Kecelakaan Kerja dan bahkan kematian akibat penambangan rakyat tidak dapat di hitung. Baik oleh masyarakat bangka,maupun masyarakat luar bangka. Jumlah yang pasti dari korban tidak dapat terdata. hal ini dikarenakan mereka yang meninggal akibat terkubur, ataupun hilang di dalam lubang penambangan.
Penambang kadang tidak membekali diri dengan alat keselamatan kerja yang cukup dan bahkan pemahaman tentang struktur tanah ataupun laut tidak memadai.
Kecelakaan di lokasi tambang timah apung, terjadi saat penambang menyelam hingga kedalaman puluhan meter hanya menggunakan selang ke mulut untuk mendapatkan oksigen dan juga ada yang berbekal kompresor dan alat hisap mereka turun ke dasar laut untuk mendapatkan bijih timah.
Haruskan Pemerintah membiarkan ini terus terjadi tanpa harus diperbaiki???
Ataukah Kita senang dengan berkurangnya nyawa manusia karena kecelakaan kerja, sehingga akan mengurangi jumlah pengguran???
Ataukan kita biarkan anak cucu kita hanya kan menikmati Pulau Bangka ini hanya dengan seribu dan berjuta lubang menganga...???

Senin, 11 Agustus 2008

PARADIGMA BARU PENDIDIKAN NASIONAL



Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia melalui DPR dan Presiden pada tanggal 11 Juni 2003 telah mensahkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang baru, sebagai pengganti Undang-undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 1989.
Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang terdiri dari 22 Bab dan 77 pasal tersebut juga merupakan pengejawantahan dari salah satu tuntutan reformasi yang marak sejak tahun 1998.
Perubahan mendasar yang dicanangkan dalam Undang-undang Sisdiknas yang baru tersebut antara lain adalah demokratisasi dan desentralisasi pendidikan, peran serta masyarakat, tantangan globalisasi, kesetaraan dan keseimbangan, jalur pendidikan, dan peserta didik.

DEMOKRATISASI DAN DESENTRALISASI (OTONOMI DAERAH)

Tuntutan reformasi yang sangat penting adalah demokratisasi, yang mengarah pada dua hal yakni pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan pemerintah daerah (otda). Hal ini berarti peranan pemerintah akan dikurangi dan memperbesar partisipasi masyarakat.
Demikian juga perana pemerintah pusat yang bersifat sentralistis dan yang telah berlangsung selama 50 tahun lebih, akan diperkecil dengan memberikan peranan yang lebih besar kepada pemerintah daerah yang dikenal dengan sistem desentralisasi. Kedua hal ini harus berjalan secara simultan; inilah yang merupakan paradigma baru, yang menggantikan paradigma lama yang sentralistis.

Konsep demokratisasi dalam pengelolaan pendidikan yang dituangkan dalam UU Sisdiknas 2003 bab III tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan (pasal 4) disebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan, serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan , nilai kultural, dan kemajemukan bangsa (ayat 1). Karena pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat (ayat 3), serta dengan memberdayakan semua komponen masyarakat, melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan bermutu bagi warga negara tanpa diskriminasi (pasal 11 ayat 1). Konsekwensinya pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia 7- 15 tahun (pasal 11 ayat 2). Itulah sebabnya pemerintah (pusat) dan pemerintah daerahmenjamin terselenggaranya wajib belajar, minimla pada jenjang pendidikan dasar tanpa dipungut biaya, karena wajib belajar adalah tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah, dan masyarakat (pasal 34 ayat 2).

Dengan adanya desentralisai penyelenggaraan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, maka pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah (pusat), pemerintah daerah, dan masyarakat (pasal 46 ayat 1). Bahkan, pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah bertanggungjawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat (4) Undang Undang Dasar Negara RI tahun 1945 - ("Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya duapuluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional") - (pasal 46 ayat 2). Itulah sebabnya dana pendidikan, selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan, harus dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan, dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) (pasal 49 ayat 1). Khusus gaji guru dan dosen yang diangkat oleh pemerintah (pusat) dialokasikan dalam APBN (pasal 49 ayat 2).

Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan (pasal 47 ayat 1). Dalam memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut maka pemerintah (pusat), pemerintah daerah, dan masyarakat mengerahkan sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (pasal 47 ayat 2). Oleh karena itu maka pengelolaan dan pendidikan harus berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik (pasal 48 ayat 2) Meskipun terjadi desentralisasi pengelolaan pendidikan, namun tanggungjawab pengelolaan sistem pendidikan nasional tetap berada di tangan menteri yang diberi tugas oleh presiden (pasal 50 ayat 1), yaitu menteri pendidikan nasional. Dalam hal ini pemerintah (pusat) menentukan kebijakan nasional dan standard nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional (pasal 50 ayat 2). Sedangka pemerintah provinsi melakukan koordinasi atas penyelenggaraan pendidikan, pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas penyelenggaraan pendidikan lintas daerah kabupaten/kota untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah. Khusus untuk pemerintah kabupaten/kota diberi tugas untuk mengelola pendidikan dasar dan menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal.

Satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal, merupakan paradigma baru pendidikan, untuk mendorong percepatan pembangunan di daerah berdasarkan potensi yang dimiliki oleh masyarakat lokal. Dalam hal ini pewilayahan komoditas harus dibarengi dengan lokalisasi pendidikan dengan basis keunggulan lokal. Hak ini bukan saja berkaitan dengan kurikulum yang memperhatikan juga muatan lokal (pasal 37 ayat 1 huruf j), melainkan lebih memperjelas spesialisasi peserta didik, untuk segera memasuki dunia kerja di lingkungan terdekatnya, dan juga untuk menjadi ahli dalam bidang tersebut.

Dengan demikian persoalan penyediaan tenaga kerja dengan mudah teratasi dan bahkan dapat tercipta secara otomatis.

Selain itu pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah wajib menyelenggarakan sekurangkurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional (pasal 50 ayat 3). Hal ini dimaksudkan agar selain mengembangkan keunggulan lokal melalui penyediaan tenagatenaga terdidik, juga menyikapi perlunya tersedia satuan pendidikan yang dapat
menghasilkan lulusan kaliber dunia di Indonesia.

Untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkwalitas, maka pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah wajib memfasilitasi satuan pendidikan dengan pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan (pasal 42 ayat 2). Dalam hal ini termasuk memfasilitasi dan/atau menyediakan pendidik dan/atau guru yang seagama dengan peserta didik dan pendidik dan/atau guru untuk mengembangkan bakat, minat dan kemampuan peserta didik (pasa 12 ayat 1 huruf a dan b). Pendidik dan tenaga kependidikan dapat bekerja secara lintas daerah, yang pengangkatan, penempatan dan penyebarannya diatur oleh lembaga yang mengangkatnya berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan formal (pasal 41 ayat 1 dan 2)).

Selain itu pemerintah (pusat) atau pemerintah daerah memiliki kewenangan mengeluarkan dan mencabut izin bagi semua satuan pendidikan formal maupun non formal (pasal 62 ayat 1), sesuai dengan lingkup tugas masing-masing. Dengan adanya desentralisasi perizinan akan semakin mendekatkan pelayanan klepada rakyat, sesuai dengan tujuan otonomi pemerintahan daerah.

PERAN SERTA MASYARAKAT

Demokratisasi penyelenggaraan pendidikan, harus mendorong pemberdayaan masyarakat dengan memperluas partisipasi masyarakat dalam pendidikan yang meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan (pasal 54 ayat 1). Masyarakat tersebut dapat berperanan sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan (pasal 54 ayat 2).
Oleh karena itu masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan yang berbasis masyarakat, dengan mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standard nasional pendidikan (pasal 55 ayat 1 dan 2). Dana pendidikan yang berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat, pemerintah (pusat), pemerintah daerah dan/atau sumber lain (pasal 55 ayat 3). Demikian juga lembaga pendidikan yang berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana, dan sumber daya lain secara adil dan merata dari pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah.

Partisipasi masyarakat tersebut kemudian dilembagakan dalam bentuk dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli terhadap pendidikan. Sedangkan komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang terdiri dari unsur orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan (pasal 1 butir 24 dan 25). Dewan pendidikan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan, dengan memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hirarkis (pasal 56 ayat 2). Sedangkan peningkatan mutu pelayanan di tingkat satuan pendidikan peran-peran tersebut menjadi tanggungjawab komite sekolah/madrasah (pasal 56 ayat 3).

TANTANGAN GLOBALISASI

Dalam menghadapi tantangan globalisasi yang sedang melanda dunia, maka sebagaimana dijelaskan di muka, harus ada minimal satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan yang dapat dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik oleh pemerintah (pusat) maupun pemerintah daerah (pasal 50 ayat 3).

Untuk itu perlu dibentuk suatu badan hukum pendidikan, sehingga semua penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan formal, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun masyarakat, harus berbentuk badan hukum pendidikan (pasal 53 ayat 1). Badan hukum pendidikan yang dimaksud akan berfungsi memberikan pelayanan kepada peserta didik (pasal 53 ayat 2).

Badan hukum pendidikan yang akan diatur dengan undang-undang tersendiri (pasal 53 ayat 4) itu, harus berprinsip nirlaba dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan satuan pendidikan (pasal 53 ayat 3). Dengan adanya badan hukum pendidikan itu, maka dana dari masyarakat dan bantuan asing dapat diserap dan dikelola secara profesional, transparan dan akuntabilitas publiknya dapat dijamin. Dengan demikian badan hukum pendidikan akan memberikan landasan hukum yang kuat kepada penyelenggaraan pendidikan dan/atau satuan pendidikan nasional yang bertaraf internasional dalam menghadapi persaingan global.
Selain itu diperlukan pula lembaga akreditasi dan sertifikasi. Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan (pasal 60 ayat 1), yang dilakukan oleh pemerintah (pusat) dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik (pasal 60 ayat 2). Akreditasi dilakukan atas kriteria yang bersifat terbuka (pasal 60 ayat 3), sehingga semua pihak, terutama penyelenggara dapat mengetahui posisi satuan pendidikannya secara transparan.
Dalam menghadapi globalisasi, maka penyerapan tenaga kerja akan ditentukan oleh kompetensi yang dibuktikan oleh sertifikat kompetensi, yang diberikan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi kepada peserta didik dan masyarakat yang dinyatakan lulus setelah mengikuti uji kompetensi tertentu (pasal 61 ayat 3). Dalam mengantisipasi perkembangan global dan kemajuan teknologi komunikasi, maka pendidikan jarak jauh diakomodasikan dalam sisdiknas, sebagai paradigma baru pendidikan. Pendidikan jarak jauh tersebut dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, yang berfungsi untuk memberi layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler (pasal 31 ayat 1 dan 2).
KESETARAAN DAN KESEIMBANGAN

Paradigma baru lainnya yang dituangkan dalam UU Sisdiknas yang baru adalah konsep kesetaraan, antara satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Tidak ada lagi istilah satuan pendidikan "plat merah" atau "plat kuning"; semuanya berhak memperoleh dana dari negara dalam suatu sistem yang terpadu. Demikian juga adanya kesetaraan antara satuan pendidikan yang dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional dengan satuan pendidikan yang dikelola oleh Departemen Agama yang memiliki ciri khas tertentu. Itulah sebabnya dalam semua jenjang pendidikan disebutkan mengenai nama pendidikan yang diselenggarakan oleh Departemen Agama (madrasah, dst.). Dengan demikian UU Sisdiknas telah menempatkan pendidikan sebagai satu kesatuan yang sistemik (pasal 4 ayat 2).

Selain itu UU Sisdiknas yang dijabarkan dari UUD 45, telah memberikan keseimbangan antara peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tergambar dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (pasal 3).
Dengan demikian UU Sisdiknas yang baru telah memberikan keseimbangan antara iman, ilmu dan amal (shaleh). Hal itu selain tercermin dari fungsi dan tujuan pendidikan nasional, juga dalam penyusunan kurikulum (pasal 36 ayat 3) , dimana peningkatan iman dan takwa, akhlak mulia, kecerdasan, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan sebagainya dipadukan menjadi satu.

JALUR PENDIDIKAN

Perubahan jalur pendidikan dari 2 jalur : sekolah dan luar sekolah menjadi 3 jalur: formal, nonformal, dan informal – (pasal 13) juga merupakan perubahan mendasar dalamSisdiknas. Dalam Sisdiknas yang lama pendidikan informal (keluarga) tersebutsebenarnya juga telah diberlakukan, namun termasuk dalam jalur pendidikan luarsekolah, dan ketentuan penyelenggaraannyapun tidak konkrit.
Jalur formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (pasal 14), dengan jenis pendidikan: umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus (pasal 15).
Pendidikan formal dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah dan masyarakat (pasal 16).
Pendidikan dasar yang merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (Mts) atau bentuk lain yang sederajad (pasal 17 ayat 1 dan 2). Dengan demikian istilah SLTP harus berganti kembali menjadi SMP.

Sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar, bagi anak usia 0-6 tahun diselenggarakan pendidikan anak usia dini, tetapi bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar (pasal 28 dan penjelasannya). Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur formal (TK, raudatul athfal, dan bentuk lain yang sejenis), nonformal (kelompok bermain, taman/panti penitipan anak) dan/atau informal (pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan).
Pendidikan menengah yang merupakan kelanjutan pendidikan dasar terdiri atas pendidikan umum dan pendidikan kejuruan, serta berbentuk sekolah menengah atas (SMA) , madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajad (pasal 18). Sebagaimana istilah SLTP, maka sebutan SLTA berganti lagi menjadi SMA.
Pendidikan tinggi yang merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah, mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, dan doktor, yang diselenggarakan dengan sistem terbuka (pasal 19 ayat 1-3). Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas, yang berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, dan dapat menyelenggarakan program akademik, profesi dan/atau vokasi (pasal 20 ayat 1- 3).
Perguruan tinggi juga dapat memberikan gelar akademik, profesi atau vokasi sesuai dengan program pendidikan yang diselenggarakan (pasal 21 ayat 1). Bagi perguruan tinggi yang memiliki program doktor berhak memberikan gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) kepada individu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan, atau seni (pasal 22).

Selain itu masalah yang cukup aktual dan meresahkan masyarakat, seperti pemberian gelar-gelar instan, pembuatan skripsi atau tesis palsu, ijazah palsu dan lain-lain, telah diatur dan diancam sebagai tindak pidana dengan sanksi yang juga telah ditetapkan dalam UU Sisdiknas yang baru (Bab XX Ketentuan Pidana, pasal 67-71).

Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat, dan berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional (pasal 26 ayat 1 dan 2). Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik (pasal 26 ayat 3). Satuan pendidikan nonformal meliputi lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Hasil pendidikan
nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah dengan mengacu pada standard nasional pendidikan (pasal 26 ayat 6).

Sedangkan pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri, yang hasilnya diakui sama dengan pendidikan formal dan non formal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan (pasal 27).

Sumber: Arifin, Anwar, Prof. Dr., Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam
Undang-Undang SISDIKNAS, POKSI VI FPG DPR RI, 2003.

Kamis, 10 Juli 2008

Apakah saya menikah dengan orang yang tepat?

Dalam sebuah seminar rumah tangga, seseorang audience tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang sangat lumrah, "Bagaimana saya tahu kalosaya menikah dengan orang yang tepat?"Saya melihat ada seorang lelaki bertubuh besar duduk di sebelahnya, jadisaya menjawab "Ya.. tergantung. Apakah pria di sebelah anda itu suami anda?"Dengan sangat serius dia balik bertanya "Bagaimana anda tahu?!""Biarkan saya jawab pertanyaan yang sangat membebani ini."Inilah jawabannya!
SETIAP ikatan memiliki siklus.Pada saat-saat awal sebuah hubungan, anda merasakan jatuh cinta denganpasangan anda.Telepon darinya selalu ditunggu-tunggu, begitu merindukan belaiansayangnya, dan begitu menyukai perubahan sikap-sikapnya yang bersemangat, begitu menyenangkan.Jatuh cinta kepada pasangan bukanlah hal yang sulit.Jatuh cinta merupakan hal yang sangat alami dan pengalaman yang begituspontan. Ngga perlu berbuat apapun.Makanya dikatakan "jatuh" cinta! Orang yang sedang kasmaran kadang mengatakan "aku mabuk cinta"Bayangkan ekspresi tersebut!Seakan-akan anda sedang berdiri tanpa melakukan apapun lalu tiba-tibasesuatu datang dan terjadi begitu saja pada anda. Jatuh cinta itu mudah.Sesuatu yang pasif dan spontan.Tapi?Setelah beberapa tahun perkawinan, gempita cinta itu pun akan pudar,perubahan ini merupakan siklus alamiah dan terjadi pada SEMUA ikatan.Perlahan tapi pasti.. telepon darinya menjadi hal yang merepotkan,belaiannya ngga selalu diharapkan dan sikap-sikapnya yang bersemangatbukannya jadi hal yang manis, tapi malah nambahin penat yang ada…Gejala-gejala pada tahapan ini bervariasi pada masing-masing individu, namun bila anda memikirkan tentang rumah tangga anda,anda akan mendapati perbedaaan yang dramatis antara tahap awal ikatan,pada saat anda jatuh cinta, dengan kepenatan-kepenatan bahkan kemarahanpada tahapan-tahapan selanjutnya. Dan pada situasi inilah pertanyaan "Did I marry the right person?" mulaimuncul, baik dari anda atau dari pasangan anda, atau dari keduanya..Nah lho!Dan ketika anda maupun pasangan anda mencoba merefleksikan eforia cinta yang pernah terjadi.. anda mungkin mulai berhasrat menyelamieforia-eforia cinta itu dengan orang lain.Dan ketika pernikahan itu akhirnya kandas?Masing-masing sibuk menyalahkan pasangannya atas ketidakbahagiaan itudan mencari pelampiasan diluar.Berbagai macam cara, bentuk, dan ukuran untuk pelampiasan ini.Mengingkari kesetiaan merupakan hal yang paling jelas.Sebagian orang memilih untuk menyibukan diri dengan pekerjaannya, hobinya, pertemanannya, nonton TV sampe TVnya bosen ditonton, ataupun hal-hal yang menyolok lainnya.Tapi tau ngga?!Bahwa jawaban atas dilema ini ngga ada diluar, justru jawaban ini hanyaada didalam pernikahan itu sendiri. Selingkuh?? Ya mungkin itu jawabannya.Saya ngga mengatakan kalo anda ngga boleh ataupun ngga bisa selingkuh,Anda bisa!Bisa saja ataupun boleh saja anda selingkuh, dan pada saat itu anda akanmerasa lebih baik. Tapi itu bersifat temporer, dan setelah beberapa tahun anda akanmengalami kondisi yang sama (seperti sebelumnya pada perkawinan anda).Perselingkuhan yang dilakukan sama dengan proses berpacaran yang pernahanda lakukan dengan pasangan anda, penuh gairah.Tetapi, seandainya proses itu dilanjutkan, maka anda akan mendapatikeadaan yang sama dengan pernikahan anda sekarang.Itu adalah siklus...Karena.. (pahamilah dengan seksama hal ini)
KUNCI SUKSES PERNIKAHAN BUKANLAH MENEMUKAN ORANG YANG TEPAT, NAMUN KUNCINYA ADALAH BAGAIMANA BELAJARMENCINTAI ORANG YANG ANDA TEMUKAN DAN TERUS MENERUS..!
Cinta bukanlah hal yang PASIF ataupun pengalaman yang spontanCinta NGGA AKAN PERNAH begitu saja terjadi!Kita ngga akan bisa MENEMUKAN cinta yang selamanya
Kita harus MENGUSAHAKANNYA dari hari ke hari.
Benar juga ungkapan "diperbudak cinta"Karena cinta itu BUTUH waktu, usaha, dan energi.
Dan yang paling penting, cinta itu butuh sikap BIJAK Kita harus tahu benar APA YANG HARUS DILAKUKAN agar rumah tanggaberjalan dengan baik .Jangan membuat kesalahan untuk hal yang satu ini.
Cinta bukanlah MISTERIAda beberapa hal spesifik yang bisa dilakukan (denganataupun tanpa pasangan anda) agar rumah tangga berjalan lancar.Sama halnya dengan hukum alam pada ilmu fisika (seperti gaya Grafitasi),dalam suatu ikatan rumah tangga juga ada hukumnya.Sama halnya dengan diet yang tepat dan olahraga yang benar dapat membuat tubuh kita lebih kuat, beberapa kebiasaan dalam hubungan rumah tanggajuga DAPAT membuat rumah tangga itu lebih kuat.Ini merupakan reaksi sebab akibat.Jika kita tahu dan mau menerapkan hukum-hukum tersebut, tentulah kita bisa "MEMBUAT" cinta, bukannya "JATUH".
Karena cinta dalam pernikahan sesungguhnya merupakansebuah DECISION,dan bukan cuma PERASAAN..!
jika ia sebuah cinta.....ia tidak mendengar... namun senantiasa bergetar....
jika ia sebuah cinta.....ia tidak buta..namun senantiasa melihat dan merasa..
jika ia sebuah cinta.....ia tidak menyiksa..namun senantiasa menguji..
jika ia sebuah cinta..... ia tidak memaksa..namun senantiasa berusaha..
jika ia sebuah cinta.....ia tidak cantik..namun senantiasa menarik..
jika ia sebuah cinta.....ia tidak datang dengan kata-kata..namun senantiasa menghampiri dengan hati..
jika ia sebuah cinta.....ia tidak terucap dengan kata..namun senantiasa hadir dengan sinar mata..
jika ia sebuah cinta.....ia tidak hanya berjanji..namun senantiasa mencoba memenangi..
jika ia sebuah cinta.....ia mungkin tidak suci..namun senantiasa tulus..
jika ia sebuah cinta.....ia tidak hadir karena permintaan..namun hadir karena ketentuan...
jika ia sebuah cinta..... ia tidak hadir dengan kekayaan dankebendaan...namun hadir karena pengorbanan dankesetiaan..
CINTAILAH pasangan anda, seperti anda INGIN DICINTAI olehnya…SETIALAH pada pasangan anda, seperti anda INGIN MENDAPATKAN KESETIAANNYA…

Kan Shu De Gu Shi

Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.
Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.
Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, “Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu.”
Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. “Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku. Bagaimana aku dapat mempertanggungjawab kan hasil kerjaku kepada majikan?” pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.
Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan terakhir kamu mengasah kapak?”
“Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu. Saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga,” kata si penebang.
“Nah, di sinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apa pun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!” perintah sang majikan.
Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.
“Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu”
Istirahat bukan berarti berhenti.
”Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu”
Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi.
Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru!

Rabu, 09 April 2008

Hari I

Semalam dapat kabar dari RSPusat Jantung Harapan Kita.
Si Adhe Angela masuk IW.

malah mungkin akan masuk ICU.. karena parunya berkabut, akibat Infeksi.