Sabtu, 06 Desember 2008

Keluarga Besar Teknik Mesin

Penat dan tegang, saat menempuh ujian Tengah Semester, membuat kepala ingin pecah. seminggu bergulat dengan catatan dan perhitungan, membuat keinginan mencari suasana pelepasan.



Sabtu pagi, 29 November 2008.
Pukul 08.00 Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Bangka Belitung, beriring dan bersama menyusuri jalan menuju pantai Matras, di Sungailiat. Bukan hanya Mahasiswa saja yang berkovoi, dosen dan keluarganya juga ikut dalam perjalanan tersebut.
Lokasi tempat rekreasi, memang bukan tempat yang mewah. Sebuah pantai dengan ombak dan pasir yang masih putih, merupakan lokasi yang tepat untuk sebuah perhelatan tahunan di Teknik Mesin.
Permainan yang mengundang tawa, disuguhkan dan, semua ikut berperan, nampaknya inilah waktu untuk melupakan penat. Mahasiswa dan dosen, berbaur menjadi satu, karena saat seperti ini, para mahasiswa dapat "curhat" tentang apa saja. Dari masalah mata kuliah, gosip tentang dosen si A, B... sampai keluh kesah dan kecewa dan ketidak puasan mereka akan perkuliahan.
Hal yang menarik, mereka merespon dan juga tidak sungkan untuk bertanya hal-hal di pengelolaan Pendidikan. Banyak masukan dalam hal ini, tentang pengelolaan Pendidikan. Baik dari ketidak tahuaan mereka, ataupun pemahaman dan presepsi yang berbeda.


Kebersamaan dan juga saling mengeratkan tali kekeluargaan ini, memberikan sebuah informasi, dan juga membuka wawasan, baik bagi para dosen, dan juga mahasiswa.

Pelayanan pendidikan yang selama ini "baik-baik" saja, tidak demikian dimata semua pihak. Namun hal ini menjadi jembatan yang sangat efektif. harapan dan juga evaluasi terjadi sangat konstruktif.

Terimakasih, Mahasiswa... Terimakasih Sahabat... Terimakasih Dosen...

Mari kita bangkit, beriring dan saling bergandeng tangan, perkuat barisan. Menuju cita-cita mulia. Demi masadepan, Bangsa, tanah dan air dan juga UBB.

Jumat, 05 Desember 2008

HIJAU DI KAMPUSKU


Sudah banyak penulis dan para pakar membahas tentang penghijauan dan juga penanaman lahan kosong, untuk tidak menjadi gersang. Hal ini akan menjadi suatu bahasan baik ilmiah, soasial, maupun politik. yang tiada habisnya di bumi ini.



Sudah banyak pula orang yang berjasa dan memberikan peran aktif dalam hal lingkungan terutama penghijauan. Penghargaan, sanjungan dan mungkin secara financial, telah di kucurkan untuk sebuah karya dan kepedulian akan keberlangsungan bumi dari ketandusan.


Namun karya dan usaha untuk menghijaukan bumi, bukan sebuah selogan, dan hanya tanam tanpa mendapat perawatan dan juga kesempatan hidup. Sering kita lihat dan saksikan ataupun bacara, seremoni penanaman lahan tandus dan gersang. Tapi tidak sering kita lihat hasil dari penanaman tersebut. Apakah semakin hijau? ataukah malah semakin tandus?


Kampus dan atau sekolah merupakan tempat dimana orang menimba ilmu. dan juga terjadi interaksi dalam trasver pengatahuan. Pengetahuan dan hasil didikan ini akan menjadi bekal dan dimasa yang akan datang.

Sederhana saja, pada saat kita di Taman Kanak-kanak, sering sekali kita diajari kebersihan dan memelihara tanaman, namun hal baik ini akan hanya ada disaat kita masih kanak,
Saat kita di pendidikan dasar, sudah mulai luntur akan pendidikan cinta akan alam, malah cenderung mulai mencoba merusak. Pada saat pendidikan menengah sudah jarang guru memberikan pengertian dan juga contoh untuk cinta akan alam. dan seterusnya.... hingga saat bekerja, malah mungkin hutan akan menjadi lahan uang.

Pendidikan dan juga bimbingan, bukan hanya diberikan pada saat kita masih kanak, namun sampai kita mati masih perlu pegangan dan bimbingan untuk mengarahkan kita pada kesejahteraan.

Dari kami, hijau, segar... dan akan indah.. bila saatnya semua sadar bahwa hijau, tumbuh, bukan datang dengan sendirinya, tetapi dengan kesabaran, ketekunan, komitmen dan kecintaan.