Kamis, 10 Juli 2008

Apakah saya menikah dengan orang yang tepat?

Dalam sebuah seminar rumah tangga, seseorang audience tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang sangat lumrah, "Bagaimana saya tahu kalosaya menikah dengan orang yang tepat?"Saya melihat ada seorang lelaki bertubuh besar duduk di sebelahnya, jadisaya menjawab "Ya.. tergantung. Apakah pria di sebelah anda itu suami anda?"Dengan sangat serius dia balik bertanya "Bagaimana anda tahu?!""Biarkan saya jawab pertanyaan yang sangat membebani ini."Inilah jawabannya!
SETIAP ikatan memiliki siklus.Pada saat-saat awal sebuah hubungan, anda merasakan jatuh cinta denganpasangan anda.Telepon darinya selalu ditunggu-tunggu, begitu merindukan belaiansayangnya, dan begitu menyukai perubahan sikap-sikapnya yang bersemangat, begitu menyenangkan.Jatuh cinta kepada pasangan bukanlah hal yang sulit.Jatuh cinta merupakan hal yang sangat alami dan pengalaman yang begituspontan. Ngga perlu berbuat apapun.Makanya dikatakan "jatuh" cinta! Orang yang sedang kasmaran kadang mengatakan "aku mabuk cinta"Bayangkan ekspresi tersebut!Seakan-akan anda sedang berdiri tanpa melakukan apapun lalu tiba-tibasesuatu datang dan terjadi begitu saja pada anda. Jatuh cinta itu mudah.Sesuatu yang pasif dan spontan.Tapi?Setelah beberapa tahun perkawinan, gempita cinta itu pun akan pudar,perubahan ini merupakan siklus alamiah dan terjadi pada SEMUA ikatan.Perlahan tapi pasti.. telepon darinya menjadi hal yang merepotkan,belaiannya ngga selalu diharapkan dan sikap-sikapnya yang bersemangatbukannya jadi hal yang manis, tapi malah nambahin penat yang ada…Gejala-gejala pada tahapan ini bervariasi pada masing-masing individu, namun bila anda memikirkan tentang rumah tangga anda,anda akan mendapati perbedaaan yang dramatis antara tahap awal ikatan,pada saat anda jatuh cinta, dengan kepenatan-kepenatan bahkan kemarahanpada tahapan-tahapan selanjutnya. Dan pada situasi inilah pertanyaan "Did I marry the right person?" mulaimuncul, baik dari anda atau dari pasangan anda, atau dari keduanya..Nah lho!Dan ketika anda maupun pasangan anda mencoba merefleksikan eforia cinta yang pernah terjadi.. anda mungkin mulai berhasrat menyelamieforia-eforia cinta itu dengan orang lain.Dan ketika pernikahan itu akhirnya kandas?Masing-masing sibuk menyalahkan pasangannya atas ketidakbahagiaan itudan mencari pelampiasan diluar.Berbagai macam cara, bentuk, dan ukuran untuk pelampiasan ini.Mengingkari kesetiaan merupakan hal yang paling jelas.Sebagian orang memilih untuk menyibukan diri dengan pekerjaannya, hobinya, pertemanannya, nonton TV sampe TVnya bosen ditonton, ataupun hal-hal yang menyolok lainnya.Tapi tau ngga?!Bahwa jawaban atas dilema ini ngga ada diluar, justru jawaban ini hanyaada didalam pernikahan itu sendiri. Selingkuh?? Ya mungkin itu jawabannya.Saya ngga mengatakan kalo anda ngga boleh ataupun ngga bisa selingkuh,Anda bisa!Bisa saja ataupun boleh saja anda selingkuh, dan pada saat itu anda akanmerasa lebih baik. Tapi itu bersifat temporer, dan setelah beberapa tahun anda akanmengalami kondisi yang sama (seperti sebelumnya pada perkawinan anda).Perselingkuhan yang dilakukan sama dengan proses berpacaran yang pernahanda lakukan dengan pasangan anda, penuh gairah.Tetapi, seandainya proses itu dilanjutkan, maka anda akan mendapatikeadaan yang sama dengan pernikahan anda sekarang.Itu adalah siklus...Karena.. (pahamilah dengan seksama hal ini)
KUNCI SUKSES PERNIKAHAN BUKANLAH MENEMUKAN ORANG YANG TEPAT, NAMUN KUNCINYA ADALAH BAGAIMANA BELAJARMENCINTAI ORANG YANG ANDA TEMUKAN DAN TERUS MENERUS..!
Cinta bukanlah hal yang PASIF ataupun pengalaman yang spontanCinta NGGA AKAN PERNAH begitu saja terjadi!Kita ngga akan bisa MENEMUKAN cinta yang selamanya
Kita harus MENGUSAHAKANNYA dari hari ke hari.
Benar juga ungkapan "diperbudak cinta"Karena cinta itu BUTUH waktu, usaha, dan energi.
Dan yang paling penting, cinta itu butuh sikap BIJAK Kita harus tahu benar APA YANG HARUS DILAKUKAN agar rumah tanggaberjalan dengan baik .Jangan membuat kesalahan untuk hal yang satu ini.
Cinta bukanlah MISTERIAda beberapa hal spesifik yang bisa dilakukan (denganataupun tanpa pasangan anda) agar rumah tangga berjalan lancar.Sama halnya dengan hukum alam pada ilmu fisika (seperti gaya Grafitasi),dalam suatu ikatan rumah tangga juga ada hukumnya.Sama halnya dengan diet yang tepat dan olahraga yang benar dapat membuat tubuh kita lebih kuat, beberapa kebiasaan dalam hubungan rumah tanggajuga DAPAT membuat rumah tangga itu lebih kuat.Ini merupakan reaksi sebab akibat.Jika kita tahu dan mau menerapkan hukum-hukum tersebut, tentulah kita bisa "MEMBUAT" cinta, bukannya "JATUH".
Karena cinta dalam pernikahan sesungguhnya merupakansebuah DECISION,dan bukan cuma PERASAAN..!
jika ia sebuah cinta.....ia tidak mendengar... namun senantiasa bergetar....
jika ia sebuah cinta.....ia tidak buta..namun senantiasa melihat dan merasa..
jika ia sebuah cinta.....ia tidak menyiksa..namun senantiasa menguji..
jika ia sebuah cinta..... ia tidak memaksa..namun senantiasa berusaha..
jika ia sebuah cinta.....ia tidak cantik..namun senantiasa menarik..
jika ia sebuah cinta.....ia tidak datang dengan kata-kata..namun senantiasa menghampiri dengan hati..
jika ia sebuah cinta.....ia tidak terucap dengan kata..namun senantiasa hadir dengan sinar mata..
jika ia sebuah cinta.....ia tidak hanya berjanji..namun senantiasa mencoba memenangi..
jika ia sebuah cinta.....ia mungkin tidak suci..namun senantiasa tulus..
jika ia sebuah cinta.....ia tidak hadir karena permintaan..namun hadir karena ketentuan...
jika ia sebuah cinta..... ia tidak hadir dengan kekayaan dankebendaan...namun hadir karena pengorbanan dankesetiaan..
CINTAILAH pasangan anda, seperti anda INGIN DICINTAI olehnya…SETIALAH pada pasangan anda, seperti anda INGIN MENDAPATKAN KESETIAANNYA…

Kan Shu De Gu Shi

Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.
Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.
Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, “Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu.”
Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. “Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku. Bagaimana aku dapat mempertanggungjawab kan hasil kerjaku kepada majikan?” pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.
Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan terakhir kamu mengasah kapak?”
“Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu. Saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga,” kata si penebang.
“Nah, di sinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apa pun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!” perintah sang majikan.
Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.
“Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu”
Istirahat bukan berarti berhenti.
”Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu”
Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi.
Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru!