Selasa, 13 Januari 2009

Modus kejahatan di Bandara

Kejadian ini saya alami sendiri hari jumat 7 November 2008 di terminal 2F Bandar Soekarno-Hatta. Hari itu rencananya saya bersama rombongan jumlahnya 18 orang hendak ke Bali untuk acara investor gathering. Kami naik pesawat Garuda dengan jam penerbangan 13.20 WIB.

Kira2 sekitar pukul 12.30 WIB, saya bersama teman kantor saya dan 2 orang undangan bersama-sama memasuki ruang check in. Saat meletakkan tas saya di mesin X-Ray.. posisi tas saya berada di belakang tas tamu saya tsb. Ketika saya keluar dari pintu pemeriksaan, saya bingung kok tas saya pada saat keluar tidak berada di belakang tas tamu saya tersebut, tetapi 3 tas setelahnya. Atas kecurigaan saya tsb, saat tas saya angkat kok enteng. Serta merta saya membuka dan ternyata benar, dompet besar yang berisi uang perjalanan saya dan rombongan raib. Spontan saya teriak dan memberitahukan ke petugas X-Ray. Alhamdulillah, petugas tersebut sangat kooperatif. Kalo gak salah namanya Pak Martono, lalu beliau berkoordinasi dengan rekan petugas bandara yang lain. Seingatnya, yang berada di belakang saya saat itu adalah ibu yang berbadan agak besar dan memakai jilbab, lalu Bapak tersebut berusaha mencari ibu tersebut di ruangan check in dan posisinya saat itu dekat counter check in Garuda Indonesia .

Ibu tsb. lalu dipanggil dan saya diminta petugas bandara untuk memeriksa tas tangannya yang besar. Pada saat saya memeriksa memang tidak ada dompet saya. Tapi entah mengapa, Bapak2 petugas bandara tidak mempercayai begitu saja si ibu itu.. Saat si ibu berusaha keluar dari ruangan check in, petugas bandara dan teman saya mengejarnya lalu meminta saya memeriksa kembali tas ibu tersebut. Pada pemeriksaan yang kedua, saya tetap tidak menemukan dompet saya tsb.

Tidak beberapa lama kemudian, datang petugas bandara dari gate lain, dan ybs. mencurigai bahwa ibu itu pelakunya karena pada jam 11 hari yang sama si ibu berada di gate lain dan dicurigai akan melakukan pencurian di X-Ray, tapi krn tak terbukti, dilepas. Setelah diinterogasi sekitar 10 menit, si ibu tersebut tetap tidak mengaku. Ditanya identitas dan tiketnya berbelit2, dan menurut polisi tiketnya tsb. sudah expired. Tak beberapa lama seorang petugas bandara menghampiri saya dan menanyakan apakah ini dompet saya karena beliau menemukannya di tempat sampah tak jauh dari posisi si ibu berdiri pada pemanggilan pertama kali.

Ternyata benar.. alhamdulillah.

Walaupun dompet saya sudah ketemu, ternyata petugas bandara dan polisi tetap menginterogasi ibu itu, karena menurut kamera CCTV, ibu itu berada di belakang X-RAY pada waktu yang cukup lama sehingga dicurigai memang melakukan pencurian dengan memindahkan dompet dari tas saya ke tasnya dia lalu membuangnya ke tempat sampah.

Untuk menghormati dan sebagai rasa terima kasih kepada upaya petugas bandara, akhirnya saya memundurkan keberangkatan saya dan memindahkannya ke jam penerbangan berikutnya untuk membuat laporan. Tetapi tamu rombongan tetap diberangkatkan bersama teman saya yang mendampingi.

Sesampainya diruang pemeriksaan Polsek di bandara, si ibu tsb. tetap saja tidak mengaku dan berbelit2. Beberapa kali dia mengaku bahwa papinya Bareskrim dll. tapi polisi2 tsb. mengganggapnya angin lalu. Di Polsek si ibu yang mengaku bernama ibu Isti tidak dapat menunjukkan identitas dan tiket yang tadi sempat ditunjukkan kepada pak polisi yang bernama pak Adi. Dia beralasan sudah menyerahkan ke bapak polisi tsb.

Tunggu punya tunggu, sampai mendekati jam keberangkatan berikutnya, si ibu tidak mengaku juga dan karena bukti bukti dari CCTV tsb. kurang mendukung untuk memproses si ibu tsb, akhirnya saya katakan ke polisi bahwa saya tidak jadi membuat laporan dan menyerahkan proses selanjutnya ke polisi untuk ditindaklanjuti. Pak polisi membantu saya keluar dari polsek dengan skenario bahwa saya akan dipindahkan keruangan penyelidikan sehingga si ibu tidak mengetahui bahwa saya tidak melaporkannya.

Sekitar pukul 10.37 waktu Jakarta, salah seorang polisi dari Polsek bandara menginformasikan perkembangan selanjutnya mengenai status si ibu itu, ternyata ybs. pada saat pemeriksaan sempat sempatnya mencuri hp seorang komandan polisi, dan setelah digeledah menurut keterangan polisi tersebut ternyata di tasnya ditemukan ATM, Kartu kredit dan KTP milik orang lain. KTP dan tiket yang tadi dikatakan sudah diserahkan ke Pak Adi ternyata dia buang di loteng kamar mandi kantor polisi (ybs. sempat ke kamar mandi saat di kantor polisi). Atas hasil tersebut, maka Polsek bandara memutuskan mengembangkan kasus tersebut. Apakah si ibu ini terkait sindikat tertentu.

So... Mudah2an dari cerita saya ini Bapak/Ibu dapat mengambil hikmahnya, setidaknya selalu mawas diri di manapun kita berada dan satu hal yang penting, pada saat lewat X-Ray, setidaknya tunggu sampai tas kita masuk ke X-Ray baru setelah itu masuk ke pintu pemeriksaan.

Dan satu lagi, ternyata bapak2 petugas bandara dan polisi amat sangat kooperatif sehingga sepatutnya saya haturkan terima kasih atas upayanya tersebut. Kepada Pak Martono dan Pak Ratibi petugas bandara, Pak Muis, Pak Heru, Pak Adi, Pak Utama dan Pak Reinhart dari Polsek bandara serta Bapak2 petugas bandara dan polisi yang telah membantu saya, mohon maaf saya tidak dapat menghapal nama bapak satu persatu.

Demikian cerita yang dapat saya sharing. Semoga bermanfaat.
Cheers'Vina

1 komentar:

modus kejahatan mengatakan...

Salam kenal.
Yah itu itulah yang namanya modus geser tas. Saya yakin bapak-bapak polisi itu sengaja memancing ibu tersebut dgn meletakkan HP sembarangan. Karena kl tdk bgt, tidak ckp unsur utk menahannya. Ketika ti amankan,ibu tersebut tidak sedang tertangkap tangan apalagi tidak ada barang bukti. Masih banyak modus kejahatan yang lain. Silahkan mampir ke blog saya